Kamis, 17 April 2014

Emosi Menurut Para Ahli Definisi

Pengertian Emosi Menurut Para Ahli Definisi
 

Pengertian Emosi Menurut Para Ahli -  Kata emosi berasal dari bahasa latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak menjauh. Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi. Menurut Daniel Goleman (2002 : 411) emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Biasanya emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu. Sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan suasana hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong seseorang berperilaku menangis.


Definisi Emosi Menurut Para Ahli - Emosi berkaitan dengan perubahan fisiologis dan berbagai pikiran. Jadi, emosi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia, karena emosi dapat merupakan motivator perilaku dalam arti meningkatkan, tapi juga dapat mengganggu perilaku intensional manusia. (Prawitasari,1995)

 Beberapa tokoh mengemukakan tentang macam-macam emosi, antara lain Descrates. Menurut Descrates, emosi terbagi atas : Desire (hasrat), hate (benci), Sorrow (sedih/duka), Wonder (heran), Love (cinta) dan Joy (kegembiraan). Sedangkan JB Watson mengemukakan tiga macam emosi, yaitu : fear (ketakutan), Rage(kemarahan), Love (cinta).  Daniel Goleman (2002 : 411) mengemukakan beberapa macam emosi yang tidak berbeda jauh dengan kedua tokoh di atas, yaitu:
  • Amarah        : beringas, mengamuk, benci, jengkel, kesal hati
  • Kesedihan    : pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihi   diri,  putus asa
  • Rasa takut    : cemas, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut sekali, waspada, tidak tenang, ngeri
  • Kenikmatan    : bahagia, gembira, riang, puas, riang, senang, terhibur, bangga
  • Cinta    : penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti, hormat, kemesraan, kasih
  • Terkejut        : terkesiap, terkejut
  • Jengkel        : hina, jijik, muak, mual, tidak suka
  • malu            : malu hati, kesal

Seperti yang telah diuraikan diatas, bahwa semua emosi menurut Goleman pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Jadi berbagai macam emosi itu mendorong individu untuk memberikan respon atau bertingkah laku terhadap stimulus yang ada. Dalam the Nicomachea Ethics pembahasan Aristoteles secara filsafat tentang kebajikan, karakter dan hidup yang benar, tantangannya adalah menguasai kehidupan emosional kita dengan kecerdasan. Nafsu, apabila dilatih dengan baik akan memiliki kebijaksanaan; nafsu membimbing pemikiran, nilai, dan kelangsungan hidup kita. Tetapi, nafsu dapat dengan mudah menjadi tak terkendalikan, dan hal itu seringkali terjadi. Menurut Aristoteles, masalahnya bukanlah mengenai emosionalitas, melainkan mengenai keselarasan antara emosi dan cara mengekspresikan (Goleman, 2002 : xvi).

Menurut Mayer (Goleman, 2002 : 65) orang cenderung menganut gaya-gaya khas dalam menangani dan mengatasi emosi mereka, yaitu : sadar diri, tenggelam dalam permasalahan, dan pasrah. Dengan melihat keadaan itu maka penting bagi setiap individu memiliki kecerdasan emosional agar menjadikan hidup lebih bermakna dan tidak menjadikan hidup yang di jalani menjadi sia-sia.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa emosi adalah suatu perasaan (afek) yang mendorong individu untuk merespon atau bertingkah laku terhadap stimulus, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar dirinya.


Referensi - Pengertian Emosi Menurut Para Ahli Definisi

Goleman, Daniel. (2000). Working With Emotional Intelligence (terjemahan). Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Goleman, Daniel. (2000).
Emitional Intelligence (terjemahan). Jakata : PT Gramedia Pustaka Utama.

PENGGOLONGAN JENIS-JENIS NARKOBA



PENGGOLONGAN JENIS-JENIS NARKOBA


1. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis     maupun semi sintetis  
    yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran dan menghilangkan rasa atau mengurangi rasa
    nyeri.. Narkotika dibagi dalam beberapa golongan

    a. Narkotika Golongan I : berpotensi sangat tinggi menyebabkan ketergantungan. tidak digunakan untuk terapi
        Contoh : heroin , kokain , ganja ,
    b. Narkotika Golongan II : berpotensi tinggi menyebabkan ketergantungan, digunakan pada terapi sebagai pilihan   
        terakhir.
        Contoh : morfin dan pertidin
    c. Narkotika golongan III : berpotensi ringan menyebabkan ketergantungan dan banyak digunakan dalam terapi
        Contoh : Codein

2. Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif 
    pada susunan saraf pusat dan menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku, yang dibagi me -
    nurut potensi menyebabkan ketergantungan sebagai berikut :

    a. Psikotropika Golongan I : amat kuat menyebabkan ketergantungan dan tidak digunakan dalam terapi
       Contoh : MDMA ( ekstasi ). LSD dan STP
    b. Psikotropika Golongan II : kuat menyebabkan ketergantungan, digunakan amat terbatas pada terapi
        Contoh : amfetamin, metamfetamin. fensiklidin dan ritalin
    c. Psikotropika Golongan III : potensi sedang menyebabkan ketergantungan, agak banyak digunakan dalam terapi
        Contoh : pentobarbital dan flunitrazepam
    d. Psikotropika Golongan IV : potensi ringan menyebabkan ketergantungan dan sangat luas digunakan dalam
        terapi.
        Contoh : diazepam, klobazam, fenobarbital, barbital, klorazepam, klordiazepoxide dan nitrazepam ( Nipam,
        pil BK/koplo, DUM, MG, Lexo, Rohyp )

3, Bahan adiktif lainnya , yaitu zat / bahan lain bukan narkotika dan psikotropika yang berpengaruh pada kerja otak
    Tidak tercantum dalam peraturan perundang-undangan tentang narkotika dan psikotropika. Yang sering di
    salah gunakan adalah :

    a, Alkohol, yang terdapat pada berbagai minuman keras
    b. Inhalasi/ solven, yaitu gas atau zat yang mudah menguap yang terdapat pada berbagai keperluan pabrik,
        kantor dan rumah tangga.
    c, Nikotin yang terdapat pada tembakau.


~020111EK~


Beberapa Jenis Obat AntiBiotik dan Penjelasannya (Part. 1)

Berikut beberapa contoh obat Antibiotik :
1. Amoxicillin
- Indikasi:
Amoksisilin efektif terhadap penyakit:
Infeksi saluran pernafasan kronik dan akut: pneumonia, faringitis (tidak untuk faringitis gonore), bronkitis, langritis.
Infeksi sluran cerna: disentri basiler.
Infeksi saluran kemih: gonore tidak terkomplikasi, uretritis, sistitis, pielonefritis.
Infeksi lain: septikemia, endokarditis.

- Kontra Indikasi:
Pasien dengan reaksi alergi terhadap penisilina.

- Komposisi:
Tiap sendok teh (5 ml) suspensi mengandung amoksisilina trihidrat setara dengan amoksisilina anhidrat 125 mg.
Tiap kapsul mengandung amoksisilina trihidrat setara dengan amoksisilina anhidrat 250 mg.
Tiap kaptab mengandung amoksisilina trihidrat setara dengan amoksisilina anhidrat 500 mg.

- Cara Kerja Obat:
Amoksisilina merupakan senyawa penisilina semi sintetik dengan aktivitas anti bakteri spektrum luas yang bersifat bakterisid. Aktivitasnya mirip dengan ampisilina, efektif terhadap sebagian bakteri gram-positif dan beberapa gram-negatif yang patogen.
Bakteri patogen yang sensitif terhadap amoksisilina adalah Staphylococci, Streptococci, Enterococci, S. pneumoniae, N. gonorrhoeae, H. influenzae, E. coli dan P. mirabilis.
Amoksisilina kurang efektif terhadap spesias Shigella dan bakteri penghasil beta-laktamase.

- Posologi:
Dosis amoksisilina disesuaikan dengan jenis dan beratnya infeksi.
Anak dengan berat badan kurang dari 20 kg: 20 - 40 mm/kg berat badan sehari, terbagi dalam 3 dosis.
Dewasa atau anak dengan berat badan lebih dari 20 kg: 250 - 500 mg sehari, sebelum makan.
Gonore yang tidak terkompilasi: amoksisilina 3 gram dengan probenesid 1 gram sebagai dosis tunggal.

- Efek Samping:
Pada pasien yang hipersensitif dapat terjadi reaksi alergi seperti urtikaria, ruam kulit, pruritus, angioedema dan gangguan saluran cerna seperti diare, mual, muntah, glositis dan stomatitis.

- Interkasi Obat:
Probenesid memperlambat ekskresi amoksisilina.

2. Cefixime Kapsul
- Indikasi:
Cefixime diindikasikan untuk pengobatan infeksi-infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme yang rentan antara lain:
Infeksi saluran kemih tanpa komplikasi yang disebabkan oleh Escherichia coli dan Proteus mirabilis.

Otitis media disebabkan oleh Haemophilus influenzae (strain ?-laktamase positif) dan Streptococcus pyogenes.

Faringitis dan tonsilitis yang disebabkan oleh Streptococcus pyogenes.

Bronkitis akut dan bronkitis kronik dengan eksaserbasi akut yang disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae dan Haemophilus influenzae (strain beta-laktamase positif dan negatif).

- Kontra Indikasi:
Penderita dengan riwayat shock atau hipersensitif akibat beberapa bahan dari sediaan ini.

- Komposisi:
Tiap kapsul CEFIXIME 50 mengandung:
Cefixime 50 mg

Tiap kapsul CEFIXIME 100 mengandung:
Cefixime 100 mg

- Farmakologi:
Aktivitas antibakteri

Cefixime bersifat bakterisid dan berspektrum luas terhadap mikroorganisme gram positif dan gram negatif, seperti sefalosporin oral yang lain, cefixime mempunyai aktivitas yang poten terhadap mikroorganisme gram positif seperti streptococcus sp., Streptococcus pneumoniae, dan gram negatif seperti Branhamella catarrhalis, Escherichia coli, Proteus sp., Haemophilus influenzae.

Mekanisme kerjanya yaitu menghambat sintesis dinding sel. Cefixime memiliki afinitas tinggi terhadap “penicillin-binding-protein” (PBP) 1 (1a, 1b, dan 1c) dan 3, dengan tempat aktivitas yang bervariasi tergantung jenis organismenya.

Cefixime stabil terhadap ?-laktamase yang dihasilkan oleh beberapa organisme, dan mempunyai aktivitas yang baik terhadap organisme penghasil ?-laktamase.

- Farmakokinetika:
Konsentrasi dalam serum.

Pemberian per oral dosis tunggal 50,100 atau 200 mg (potensi) cefixime pada orang dewasa sehat dalam keadaan puasa, kadar puncak serum dicapai setelah 4 jam pemberian yaitu masing-masing 0,69; 1,13; dan 1,95 ?g/ml. Waktu paruh serum adalah 2,3-2,5 jam. Pemberian per oral dosis tunggal 1,5; 3,0; atau 6,0 mg (potensi)/kg cefixime pada penderita pediatrik dengan fungsi ginjal normal, kadar puncak serum dicapai setelah 3-4 jam pemberian yaitu masing-masing 1,14; 2,01; dan 3,97 ?g/ml. Waktu paruh serum adalah 3,2-3,7 jam.
Distribusi (penetrasi ke dalam jaringan)
Penetrasi ke dalam sputum, tonsil, jaringan maxillary sinus mucosal, otorrhea, cairan empedu dan jaringan kandung empedu adalah baik.

Metabolisme
Tidak ditemukan adanya metabolit yang aktif sebagai antibakteri di dalam serum atau urin.

Eliminasi
Cefixime terutama diekskresikan melalui ginjal. Jumlah ekskresi urin (sampai 12 jam) setelah pemberian oral 50,100 atau 200 mg (potensi) pada orang dewasa sehat dalam keadaan puasa kurang lebih 20-25% dari dosis yang diberikan. Kadar puncak urin masing-masing 42,9; 62,2 dan 82,7 ?g/ml dicapai dalam 4-6 jam setelah pemberian. Jumlah ekskresi urin (sampai 12 jam) setelah pemberian oral 1,5; 3,0; atau 6,0 mg (potensi)/kgBB pada penderita pediatrik dengan fungsi ginjal yang normal kurang lebih 13-20%.

- Dosis:

Dewasa dan anak-anak dengan berat badan ?30 kg, dosis harian yang direkomendasikan adalah 50-100 mg (potensi) cefixime diberikan per oral dua kali sehari.

Dosis sebaiknya disesuaikan dengan usia penderita, berat badan dan keadaan penderita. Untuk infeksi yang berat dosis dapat ditingkatkan sampai 200 mg (potensi) diberikan dua kali sehari.

Pada kasus overdosis:

Lavage lambung bisa dilakukan bila tidak ada antidot yang spesifik. Cefixime tidak dikeluarkan dalam jumlah yang spesifik. Cefixime tidak dikeluarkan dalam jumlah yang signifikan dari sirkulasi dengan hemodialisis atau dialisis peritoneal.


- Efek samping:
Shock
Perhatian yang cukup sebaiknya dilakukan karena gejala-gejala shock kadang-kadang bisa terjadi. Jika beberapa tanda atau gejala seperti perasaan tidak enak, rasa tidak enak pada rongga mulut, stridor, dizziness, defekasi yang tidak normal, tinnitus atau diaphoresis; maka pemakaian sediaan ini harus dihentikan.

Hipersensitivitas
Jika tanda-tanda reaksi hipersensitivitas seperti rash, urtikaria, eritema, pruritus atau demam maka pemakaian sediaan ini harus dihentikan dan sebaiknya dilakukan penanganan lain yang lebih tepat.

Hematologik
Granulositopenia atau eosinophilia jarang terjadi. Kadang-kadang thrombocytopenia dapat terjadi. Pemakaian sediaan ini sebaiknya dihentikan bila ditemukan adanya kelainan-kelainan ini.

Dilaporkan bahwa terjadi anemia hemolitik pada penggunaan preparat cefixime lainnya.

Hepatik
Jarang terjadi peningkatan GOT, GPT atau alkaline phosphatase.

Renal
Pemantauan fungsi ginjal secara periodik dianjurkan karena gangguan fungsi ginjal seperti insufisiensi ginjal kadang-kadang dapat terjadi. Bila ditemukan adanya kelainan-kelainan ini, hentikan pemakaian obat ini dan lakukan penanganan lain yang lebih tepat.

Saluran Cerna
Kadang-kadang terjadi kolitis seperti kolitis pseudomembranosa, yang ditunjukkan dengan adanya darah di dalam tinja. Nyeri lambung atau diare terus menerus memerlukan penanganan yang tepat, jarang terjadi muntah, diare, nyeri lambung, rasa tidak enak dalam lambung, heartburn atau anoreksia, nausea, rasa penuh dalam lambung atau konstipasi.

Pernafasan
Kadang-kadang terjadi pneumonia interstitial atau sindroma PIE, yang ditunjukkan dengan adanya gejala-gejala demam, batuk, dyspnea, foto rontgen thorax yang tidak normal dan eosinophilia, ini sebaiknya hentikan pengobatan dengan obat ini dan lakukan penanganan lain yang tepat seperti pemberian hormon adrenokortikal.

Perubahan flora bakterial
Jarang terjadi stomatitis atau kandidiasis.

Defisiensi vitamin
Jarang terjadi defisiensi vitamin K (seperti hipoprotrombinemia atau kecenderungan pendarahan) atau defisiensi grup vitamin B (seperti glositis, stomatitis, anoreksia atau neuritis).

Lain-lain
Jarang terjadi sakit kepala atau dizziness.

Pada penelitian terhadap anak tikus yang diberi 1.000 mg/kgBB.hari secara oral, dilaporkan adanya penurunan spermatogenesis.

Pengaruh terhadap tes laboratorium
Dapat terjadi hasil false positive pada penentuan kadar gula urin dengan menggunakan larutan Benedict, larutan Fehling dan Clinitest. Tetapi dengan tes-tape tidak terjadi false positive.

Dapat terjadi positive direct Coombs test.

3.Cefadroxil 500 mg
- Indikasi:
Cefadroxil diindikasikan untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme yang sensitif seperti:
- Infeksi saluran pernafasan : tonsillitis, faringitis, pneumonia, otitis media.
- Infeksi kulit dan jaringan lunak.
- Infeksi saluran kemih dan kelamin.
- Infeksi lain: osteomielitis dan septisemia.

- Kontra Indikasi:
Penderita yang hipersensitif terhadap sefalosporin.

- Komposisi:
Cefadroxil 500, tiap kapsul mengandung cefadroxil monohydrate setara dengan cefadroxil 500 mg.

- Cara Kerja:
Cefadroxil adalah antibiotika semisintetik golongan sefalosforin untuk pemakaian oral.
Cefadroxil bersifat bakterisid dengan jalan menghambat sintesa dinding sel bakteri. Cefadroxil aktif terhadap Streptococcus beta-hemolytic, Staphylococcus aureus (termasuk penghasil enzim penisilinase), Streptococcus pneumoniae, Escherichia coli, Proteus mirabilis, Klebsiella sp, Moraxella catarrhalis.

- Dosis:
Dewasa:
Infeksi saluran kemih:
Infeksi saluran kemih bagian bawah, seperti sistitis : 1 – 2 g sehari dalam dosis tunggal atau dua dosis terbagi, infeksi saluran kemih lainnya 2 g sehari dalam dosis terbagi.

Infeksi kulit dan jaringan lunak: 1 g sehari dalam dosis tunggal atau dua dosis terbagi.

Infeksi saluran pernafasan:
Infeksi ringan, dosis lazim 1 gram sehari dalam dua dosis terbagi.

Infeksi sedang sampai berat, 1 – 2 gram sehari dalam dua dosis terbagi. Untuk faringitis dan tonsilitis yang disebabkan oleh Streptococcus beta-hemolytic : 1 g sehari dalam dosis tunggal atau dua dosis terbagi, pengobatan diberikan minimal selama 10 hari.

Anak-anak:
Infeksi saluran kemih, infeksi kulit dan jaringan lunak : 25 – 50 mg/kg BB sehari dalam dua dosis terbagi.
Faringitis, tonsilitis, impetigo : 25 – 50 mg/kg BB dalam dosis tunggal atau dua dosis terbagi. Untuk infeksi yang disebabkan Streptococcus beta-hemolytic, pengobatan diberikan minimal selama 10 hari.

- Efek Samping:
Gangguan saluran pencernaan, seperti mual, muntah, diare, dan gejala kolitis pseudomembran.
Reaksi hipersensitif, seperti ruam kulit, gatal-gatal dan reaksi anafilaksis.
Efek samping lain seperti vaginitis, neutropenia dan peningkatan transaminase.

- Interaksi Obat:
Obat-obat yang bersifat nefrotoksik dapat meningkatkan toksisitas sefalosporin terhadap ginjal.
Probenesid menghambat sekresi sefalosporin sehingga memperpanjang dan meningkatkan konsentrasi obat dalam tubuh.
Alkohol dapat mengakibatkan Disulfiram-like reactions, jika diberikan 48 – 72 jam setelah pemberian sefalosporin.

- Cara Rekonstitusi Suspensi:
Tambahkan 45 ml air minum, kocok sampai suspensi homogen.
Setelah 7 hari suspensi yang sudah direkonstitusi tidak boleh digunakan lagi.

- Cara Penyimpanan:
Simpan dalam wadah tertutup rapat pada suhu kamar (15 - 30ºC).

4. KALMICETINE Kloramfenikol Kapsul
- Indikasi:
Sebagai terapi pilihan utama untuk pengobatan tifus dan paratifus.
Untuk infeksi-infeksi berat yang disebabkan oleh:
- Salmonella sp.
- H. influenzae (terutama infeksi meningeal)
- Rickettsa
- Limphogranuloma
- Psittachosis
- Gram-negatif yang menyebabkan bakteremia meningitis.

- Kontra Indikasi:
- Penderita yang hipersensitif terhadap kloramfenikol
- Penderita gangguan fungsi hati yang berat
- Penderita gangguan fungsi ginjal yang berat

- Komposisi:
Tiap kapsul mengandung:
Kloramfenikol................................................250 mg
Tiap 5 ml suspensi mengandung:
Kloramfenikol Palmitat yang setara dengan Kloramfenikol..............125 mg
Etanol..................................................................0.78% v/v

- Farmakologi:
Kloramfenikol merupakan antimikroba berspektrum luas yang efektif terhadap bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Mekanisme kerjanya adalah menghambat sintesa protein sel mikroba.

- Dosis dan Cara Pemberian:
 - Dewasa, anak-anak dan bayi berumur di atas 2 minggu: 50 mg/kg BB sehari dibagi menjadi 3-4 dosis.
 - Bayi berumur di bawah 2 minggu: 25 mg/kg BB sehari dibagi menjadi 4 dosis.

- Peringatan dan Perhatian:
 - Tidak dianjurkan penggunaan untuk wanita hamil dan menyusui karena keamanannya belum dapat dipastikan.
 - Pada pemakaian jangka panjang perlu dilakukan pemeriksaan hematologisecara berkala.
 - Hanya digunakan untuk infeksi yang sudah jelas penyebabnya, kecuali bila ada kemungkinan infeksi berat.
 - Perlu dilakukan pengawasan terhadap kemungkinan timbulnya superinfeksi oleh bakteri dan jamur.
 - Hati-hati bila dipergunakan pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal dan hati, bayi yang lahir prematur dan bayi baru lahir (2 minggu pertama).
 - Tidak untuk pencegahan infeksi, pengobatan influenza, batuk dan pilek.

- Efek Samping:
 - Diskrasia darah terutama anemia aplastik yang dapat menjadi serius dan fatal.
 - Gangguan gastrointestinal misalnya: mual, muntah, diare.
 - Reaksi hipersensitif, misalnya: anafilaktik dan urtikaria.
 - Sindroma Grey pada bayi baru lahir, terutama bayi prematur.

- Interaksi Obat:
Kloramfenikol menghambat biotransformasi senyawa lain yang dimetabolisme oleh enzim mikrosoma hati seperti dikumarol, fenitoin, tolbutamida dan turunan sulfonylurea lainnya.

5. Clindamycin Capsul
- Indikasi:
Efektif untuk pengobatan infeksi serius yang disebabkanoleh bakteri anaerob, streptokokus, pneumokokus dan stafilokokus, seperti :
Infeksi saluran pernafasan yang serius.
Infeksi tulang dan jaringan lunak yang serius.
Septikemia.
Abses intra-abdominal.
Infeksi pada panggul wanita dan saluran kelamin.

- Kontra Indikasi:
Hipersensitif terhadap klindamisin dan linkomisin.

- Komposisi :
Tiap kapsul mengandung 169,5 mg klindamisin hidroklorida setara dengan150 mg klindamissin.
Tiap kapsul mengandung 339 mg klindamisin hidroklorida setara dengan 300 mg klindamisin.

-Cara Kerja Obat :
Klindamisin dapat bekerja sebagai bakteriostatik maupun bakterisida tergantung konsentrasi obat pada tempat infeksi dan organisme penyebab infeksi.
klindamisin menghambat sintesa protein organisme dengan mengikat subunit ribosom 50 S yang mengakibatkan terjhambatnya pembentukan ikatan peptida.
Klindamisin diabsorbsi dengan cepat oleh saluran pencernaan.

- Dosis
Dewasa : Infeksi serius 150-300 mg tiap 6 jam
Infeksi yang lebih berat 300-450 mg tiap 6 jam
Anak-anak : Infeksi serius 8-16 mg/kg/hari dalam dosis terbagi 3-4
Infeksi yang lebih berat 16-20 mg/kg/hari dalam dosis terbagi 3-4
Untuk menghindari kemungkinan timbulnya iritasi esofageal, maka obat harus ditelan dengan segelas air penuh.
Pada infeksi streptokokus beta hemolitik,pengobatan harus dilanjutkan paling sedikit 10 hari.

- Efek Samping :
Saluran pencernaan, seperti mual,muntah dan diare.
Reaksi hipersensitif, seperti rash dan urtikaria.
Hati : Penyakit kuning, abnormalitas pemeriksaan fungsi hati.
Ginjal : Klindamisin tidak bersifat langsung terhadap kerusakan ginjal.
Hematopoietic :Neutropenia (leukopenia dan eosinofilia sementara).
Muskuloskeletal : Poliartritis.

- Interaksi Obat :
Senyawa penghambat neuromuskular, seperti aminoglikosida dan eritromisin.


MAKALAH MIKROBIOLOGI KESEHATAN



MAKALAH MIKROBIOLOGI KESEHATAN


BAB I
PENDAHULUAN

       I.            Latar Belakang

Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat keci. Setiap sel tunggal mikroorganisme memiliki kemampuan untuk melangsungkan aktivitas kehidupan antara lain dapat dapat mengalami pertumbuhan, menghasilkan energi dan bereproduksi dengan sendirinya. Mikroorganisme memiliki fleksibilitas metabolisme yang tinggi karena mikroorganisme ini harus mempunyai kemampuan menyesuaikan diri yang besar sehingga apabila ada interaksi yang tinggi dengan lingkungan menyebabkan terjadinya konversi zat yang tinggi pula. Akan tetapi karena ukurannya yang kecil, maka tidak ada tempat untuk menyimpan enzim-enzim yang telah dihasilkan. Dengan demikian enzim yang tidak diperlukan tidak akan disimpan dalam bentuk persediaan.enzim-enzim tertentu yang diperlukan untuk perngolahan bahan makanan akan diproduksi bila bahan makanan tersebut sudah ada.
Sebagaimana kita ketahui sebelumnya mikroorganisme adalah organisme hidup yang berukuran mikroskopis sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Mikroorganisme dapat ditemukan di semua tempat yang memungkinkan terjadiny kehidupan, disegala lingkungan hidup manusia. Mereka ada di dalam tanah, di lingkungan akuatik, dan atmosfer (udara) serta makanan, dan karena beberapa hal mikroorganisme tersebut dapat masuk secara alami ke dalam tubuh manusia, tinggal menetap dalam tubuh manusia atau hanya bertempat tinggal sementara. Mikroorganisme ini dapat menguntungkan inangnya tetapi dalam kondisi tertentu dapat juga menimbulkan penyakit.







BAB II
PEMBAHASAN

1.      Pengertian Mikrobiologi Kesehatan


Salah satu manfaat mikroorganisme dalam bidang kesehatan adalah dalam menghasilkan antibiotika. Bahan antibiotik dibuat dengan bantuan fungi, aktinomiset, dan bakteri lain. Antibiotik ini merupakan obat yang paling manjur untuk memerangi infeksi oleh bakteri. Beberapa mikroba menghasilkan metabolit sekunder, yang sangat bermanfaat sebagai obat untuk mengendalikan berbagai penyakit infeksi. Sejak dulu dikenal jamur Penicillium yang pertama kali ditemukan oleh Alexander fleming (1928), dapat menghasilkan antibiotika penisilin. Sekarang banyak diproduksi berbagai antibiotik dari berbagai jenis mikroba yang sangat berperan penting dalam mengobati berbagai penyakit. Selain untuk antibiotik, dalam bidang kesehatan mikrorganisme juga dapat digunakan sebagai agen pembusuk di dalam saluran pencernaan alami, yang turut membantu mencerna makanan di dalam saluran pencernaan.
Mikroorganisme tidak saja terdapat dan hidup di lingkungan, akan tetapi juga di tubuh manusia. Tubuh manusia tidaklah steril atau bebas dari mikroorganisme, begitu manusia dilahirkan ia langsung berhubungan dengan mikroorganisme. Mikroorganisme yang secara alamiah terdapat di tubuh manusia disebut flora normal atau mikrobiota.
2.      Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kehadiran Flora Normal Pada Tubuh Manusia
v  Nutrisi
v  kebersihan seseorang (berapa seringnya dibersihkan)
v  kondisi hidup
v  penerapan prinsip-prinsip kesehatan
Mikroflora pada tubuh berdasarkan bentuk dan sifat kehadirannya dapat digolongkan menjadi 2 yaitu :
1)      Mikroorganisme tetap/normal (resident flora/indigenous) yaitu mikroorganisme jenis tertentu yang biasanya ditemukan pada bagian tubuh tertentu dan pada usia tertentu dan pada usia tertentu. Keberadaan mikroorganismenya akan selalu tetap, baik jenis ataupun jumlahnya, jika ada perubahan akan kembali seperti semula. Flora normal/tetap yang terdapat pada tubuh merupakan organisme komensal. Flora normal yang lainnya bersifat mutualisme. Flora normal ini akan mendapatkan makanan dari sekresi dan produk-produk buangan tubuh manusia, dan tubuh memperoleh vitamin atau zat hasil sintesis dari flora normal. Mikroorganisme ini umumnya dapat lebih bertahan pada kondisi buruk dari lingkungannya.
Contohnya : Streptococcus viridans, S. faecalis,Pityrosporum ovale,Candida albicans.
2)      Mikroorganisme sementara (transient flora) yaitu mikroorganisme nonpatogen atau potensial patogen yang berada di kulit dan selaput lendir/mukosa selama kurun waktu beberapa jam, hari, atau minggu. Keberadaan mikroorganisme ini ada secara tiba-tiba (tidak tetap) dapat disebabkan oleh pengaruh lingkungan, tidak menimbulkan penyakit dan tidak menetap. Flora sementara biasanya sedikit asalkan flora tetap masih utuh, jika flora tetap berubah, maka flora normal akan melakukan kolonisasi, berbiak dan menimbulkan penyakit.
Penyakit menular umumnya disebabkan oleh mikroba, yaitu bakteri, virus, jamur, dan protozoa. Penularan suatu penyakit dapat  berlangsung dalam 3 cara :
Ø  Berdasarkan Jalur Kompleks Dua Faktor, yaitu dari mikroba patogen langsung ke manusia.
Ø  Berdasarkan Jalur Kompleks Tiga Faktor, yaitu mikroba patogen ke vektor ke manusia
Ø  Berdasarkan Jalur Kompleks Empat Faktor, yaitu mikroba patogen, vektor pertama, vektor kedua, manusia.
Masuknya penyakit menular ke dalam tubuh dapat terjadi dalam tiga (3) tahapan yaitu :
Ø  Masuknya penyebab (mikroba patogen) yang dapat menginfeksi tubuh melalui rongga mulut, air, bahan makanan, dsb.
Ø  Pertumbuhan mikroba patogen di dalam jaringan inang
Ø  Timbulnya gangguan/kerusakkan pada tubuh inang oleh jasad mikroba patogen baik secara langsung maupun tidak langsung
3.      Flora Normal Pada Tubuh Manusia
Flora normal biasanya ditemukan di bagian-bagian tubuh manusia yang kontak langsung dengan lingkungan misalnya kulit, hidung, mulut, usus, saluran urogenital, mata, dan telinga . Organ-organ dan jaringan biasanya steril.
1)      Kulit
Kebanyakan bakteri kulit di jumpai pada epitelium yang seakan-akan bersisik (lapisan luar epidermis), membentuk koloni pada permukaan sel-sel mati. Kebanyakan bakteri ini adalah spesiesStaphylococcus dan sianobakteri aerobik, atau difteroid. Jauh di dalam kelenjar lemak dijumpai bakteri-bakteri anaerobik lipofilik, seperti Propionibacterium acnes penyebab jerawat. Jumlahnya tidak dipengaruhi oleh pencucian. Staphylococcus epidermidis yang bersifat nonpatogen pada kulit namun dapat menimbulkan penyakit saat mencapai tempat -tempat tertentu seperti katup jantung buatan dan sendi prostetik (sendi buatan). Bakteri ini lebih sering ditemui pada kulit dibandingkan dengan kerabatnya yang bersifat patogen yaitu Staphylococcus aureus. Secara keseluruhan ada sekitar 103-104 mikroorganisme/cm2 yang kebanyakan terletak pada stratum (lapisan) korneum. Bakteri anaerob dan aerob sering bersama-sama menyebabkan infeksi sinergistik, selulitis dari kulit dan jaringan lunak. Bakteri-bakteri tersebut merupakan bagian dari flora normal.
2)      Hidung dan Nasofaring (nasopharynx)
Flora utama hidung terdiri dari korinebakteria, stafilokokus dan streptokokus. Dalam hulu kerongkongan hidung, dapat juga dijumpai bakteri Branhamella catarrhalis (suatu kokus gram negatif) dan Haemophilus influenzae (suatu batang gram negatif).
Pemusnahan flora normal faring dengan penisilin dosis tinggi dapat menyebabkan over growth: bakteria negatif Gram seperti Escherichia coli, Klebsiella, Proteus, Pseudomonas atau jamur.
3)      Mulut
Kelembapan yang paling tinggi, adanya makanan terlarut secara konstan dan juga partikel-partikel kecil makanan membuat mulut merupakan lingkungan ideal bagi pertumbuhan bakteri. Mikrobiota mulut atau rongga mulut sangat beragam; banyak bergantung pada kesehatan pribadi masing-masing individu.
Pada waktu lahir, rongga mulut pada hakikatnya merupakan suatu inkubator yang steril, hangat, dan lembab yang mengandung sebagai substansi nutrisi. Air liur terdiri dari air, asam amino, protein, lipid, rongga mulut menjadi mantap. Jasad-jasad renik ini tergolong ke dalam genus Streptococcus, Neisseria, Veillonella, Actinomyces,da n Lactobacillus.
4)      Orofaring (oropharinx)
Orofaring (bagian belakang mulut juga dihuni sejumlah besar bakteri Staphylococcus aureus dan S. epidermidis dan juga difteroid.Tetapi kelompok bakteri terpenting yang merupakan penghuni asli orofaring ialah streptokokus hemolitik, yang juga dinamakanStreptokokus viridans. Biakan yang ditumbuhkan dari orofaring juga akan memperlihatkan adanyaBranchamella catarrhalis, spesies Haemophilus, serta gular-galur pneumokokus avirulen (Streptococcus pneumonia).
5)      Perut
Isi perut yang sehat pada praktisnya steril karena adanya asam hidroklorat di dalam sekresi lambung. Setelah ditelannya makanan, jumlah bakteri bertambah tetapi segera menurun kembali dengan disekresikannya getah lambung dan pH zat alir perut pun menurun.
6)      Usus Kecil
Usus kecil bagian atas (atau usus dua belas jari) mengandung beberapa bakteri. Di antara yang ada, sebagian besar adalah kokus dan basilus gram positif. Di dalam jejunum atau usus halus kos ong (bagian kedua usus kecil, di antara usus dua belas jari dan ileum atau usus halus gelung) kadang kala dijumpai spesies-spesies Enterokokus, Laktobasilus, dan Difteroid. Khamir Candida albicans dapat juga dijumpai pada bagian usus kecil ini. Pada bagian usus kecil yang jatuh (ileum), mikrobiota mulai menyerupai yang dijumpai pada usus besar. Bakteri anaerobik dan enterobakteri mulai nampak dalam jumlah besar.
7)      Usus Besar
Di dalam tubuh manusia, kolon atau usus besar, mengandung populasi mikrobe yang terbanyak. Telah diperkirakan bahwa jumlah mikroorganisme di dalam spesimen tinja adalah kurang lebih 1012 organisme per gram. Basilus gram negatif anaerobik yang ada meliputi spesies Bacteroides (B. fragilis, B. melaninogenicus, B. oralis) dan Fusobacterium. Basilus gram positif diwakili oleh spesies-spesies Clostridium(serta spesies-spesies Lactobacillus.
Flora saluran pencernaan berperan dalam sintesis vitamin K, konversi pigmen empedu dan asam empedu, absorpsi zat makanan serta antagonis mikroba patogen.
8)      Saluran Kemih
Pada orang sehat, ginjal, ureter (saluran dari ginjal ke kandung kemih), dan kandung kemih bebas dari mikroorganisme, namun bakteri pada umunya dijumpai pada uretra (saluran dari kandung kemih ke luar) bagian bawah baik pada pria maupun wanita. Tetapi jumlahnya berkurang di dekat kandung kemih, agaknya disebabkan efek antibakterial yang dilancarkan oleh selaput lendir uretra dan seringnya epitelium terbilas oleh air seni. Ciri populasi ini berubah menurut variasi daur haid. Penghuni utama vagina dewasa adalah laktobasilus yang toleran terhadap asam. Bakteri ini mengubah glikogen yang dihasilkan epitelium vagina, dan didalam proses tesebut menghasilkan asam. Penumpukan glikogen pada dinding vagina disebakan oleh kegiatan indung telur; hal ini tidak dijumpai sebelum masa akil balig ataupun setelah menopause (mati haid). Sebagai akibat perombakan glikogen, maka pH di dalam vagina terpelihara pada sekitar 4.4 sampai 4,6.
Mikrooganisme yang mampu berkembang baik pada pH rendah ini dijumpai di dalam vagina dan mencakup enterokokus, Candida albicans , dan sejumlah besar bakteri anaerobik. Sistem urinari dan genital secara anatomis terletak berdekatan, suatu penyakit yang menginfeksi satu sistem akan mempengaruhi siste m yang lain khususnya pada laki-laki. Saluran urin bagian atas dan kantong urine steril dalam keadaan normal. Saluran uretra mengandung mikroorganisme seperti Streptococcus, Bacteriodes, Mycobacterium, Neisseria dan enterik. Sebagian besar mikroorganisme yang ditemukan pada urin merupakan kontaminasi dari flora normal yang terdapat pada kulit. Keberadaan bakteri dalam urine belum dapat disimpulkan sebagai penyakit saluran urine kecuali jumlah mikroorganisme di dalam urine melebihi 105 sel/ml.
9)      Mata (Konjungtiva) dan Telinga
Mikroorganisme konjungtiva terutama adalah difteroid (Coynebacterium xerosis), S. epidermidis dan Streptokukus non hemolitik. Neiseria dan basil gram negatif yang menyerupai spesies Haemophilus (Moraxella) seringkali juga ada. Flora konjungtiva dalam keadaan normal dikendalikan oleh aliran air mata, yang mengandung lisozim.
Flora liang telinga luar biasanya merupakan gambaran flora kulit. Dapat dijumpai Streptococcus pneumonia, batang gram negatif termasuk Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureusdan kadang-kadang Mycobacterias aprofit. Telinga bagian tengah dan dalam biasanya steril.
10)  Bakteri di Darah dan jaringan
Pada keadaan normal darah dan jaringan adalah steril. Kadangkadang karena manipulasi sederhana seperti mengunyah, menyikat gigi, ekstraksi gigi, flora komensal dari mulut dapat masuk ke jaringan atau darah. Dalam keadaan normal mikroorganisme tersebut segera dimusnahkan oleh sistem kekebalan tubuh. Hal seperti itu dapat terjadi pula dengan flora faring, saluran cerna dan saluran kemih. Pada keadaan abnormal seperti adanya katup jantung abnormal, atau protesa lain, bakteremia di atas dapat mengarah pada pembentukan koloni dan infeksi.
4.      VIRULENSI MIKROORGANISME
Mikroorganisme patogen memiliki faktor virulensi yang dapat meningkatkan patogenisitasnya dan memungkinkannya berkolonisasi atau menginvasi jaringan inang dan merusak ungsi normal tubuh. Virulensi menggambarkan kemampuan untuk menimbulkan penyakit.
5.      JALAN MASUK MIKROORGANISME KE TUBUH INANG
Mikroorganisme patogen dapat memasuki tubuh inang melalui berbagai macam jalan, misalnya melalui membran mukosa, kulit, ataupun rute parental. Banyak bakteri dan virus memiliki akses memasuki tubuh inang melalui membran mukosa saluran pernafasan, gastrointestinal, saluran genitourinari, konjungtiva, serta membran penting yang menutupi bola mata dan kelopak mata.
a)      Saluran pernafasan  : Saluran pernafasan merupakan jalan termudah bagi mikroorganisme infeksius. Mikroorganisme terhirup melalui hidung atau mulut dalam bentuk partikel debu. Penyakit yang muncul umumnya adalah pneumonia, campak, tuberkulosis, dan cacar air.
b)     Saluran pencernaan  : Mikroorganisme dapat memasuki saluran pencernaan melalui bahan makanan atau minuman dan melalui jari tangan yang terkontaminasi mikroorganisme patogen. Mayoritas mikroorganisme tersebut akan dihancurkan oleh asam klorida (HCL) dan enzim-enzim di lambung, atau oleh empedu dan enzim di usus halus. Mikatroorganisme yang berahan dapat menimbulkan penyakit. Misalnya demam tifoid, disentri amoeba, hepatitis A, dan kolera. Patogen ini selanjutnya dikeluarkan melalui feses dan dapat ditransmisikan ke inang lainnya melalui air, makanan, atau jari-jari tangan yang terkontaminasi.
c)      Kulit    : Kulit sangat penting sebagai pertahanan terhadap penyakit. Kulit yang tidak mengalami perlukaan tidak dapat dipenetrasi oleh mayoritas mikroorganisme. Beberapa mikroorganisme memasuki tubuh melalui daerah terbuka pada kulit, folikel rambut, maupun kantung kelenjar keringat. Mikroorganisme lain memasuki tubuh inang pada saat berada di jaringan bawah kulit atau melalui penetrasi atau perlukaan membran mukosa. Rute ini disebut rute perenteral. Suntikan, gigitan, potongan, luka, atau pembedahan dapat membuka rute infeksi parenteral.
d)     Rongga mulut            : Pada permukaan rongga mulut terdapat banyak koloni mikroorganisme. Salah satu penyakit yang umum pada rongga mulut akibat kolonisasi mikroorganisme adalah karies gigi. Karies gigi diawali akibat pertumbuhan Streptococcus mutans dan spesies Streptococcus lainnya pada permukaan gigi. Hasil fermentasi metabolism menghidrolisis sukrosa menjadi komponen monosakarida, fruktosa, dan glukosa. Enzim glukosiltransferasi selanjutnya merakit glukosa menjadi dekstran. Residu fruktosa adalah gula utama yang difermentasi menjadi asam laktat. Akumulasi bateri dan dekstran menempel pada permukaan gigi dam membentuk plak gigi.
Populasi bakteri plak didominasi oleh Streptococcus dan anggota Actinomyces. Karena plak sangat tidak permeabelm terhadap saliva, maka asam laktat yang diproduksi oleh bakteri tidak dilarutkan atau dinetralisasi dan secara perlahan akanmelunakkan enamel gigitepat plak tersebut melekat.
6.      MEKANISME PATOGENISITAS
Mikroorganisme yang secara tetap terdapat pada permukaan tubuh bersifat komensal. Pertumbuhan pada bagian tubuh tertentu bergantung pada faktor -faktor biologis seperti suhu, kelembapan dan tidak adanya nutrisi tertentu serta zat -zat penghambat. Keberadaan flora tersebut tidak mutlak dibutuhkan untuk kehidupan karena hewan yang dibebaskan (steril) dari flora tersebut, tetap bisa hidup. Flora yang hidup di bagian tubuh tertentu pada manusia mempunyai peran penting dalam mempertahankan kesehatan dan hidup secara normal. Beberapa anggota flora tetap di saluran pencernaan mensintesis vitamin K dan penyerapan berbagai zat makanan.
Flora yang menetap diselaput lendir (mukosa) dan kulit dapat mencegah kolonialisasi oleh bakteri patogen dan mencegah penyakit akibat gangguan bakteri. Mekanisme gangguan ini tidak jelas. Mungkin melalui kompetisi pada reseptor atau tempat pengikatan pada sel penjamu, kompetisi untuk zat makanan, penghambatan oleh produk metabolik atau racun, penghambatan oleh zat antibiotik atau bakteriosin (bacteriocins). Supresi flora normal akan menimbulkan tempat kosong yang cenderung akan ditempati oleh mikroorganisme dari lingkungan atau tempat lain pada tubuh. Beberapa bakteri bersifat oportunis dan bisa menjadi patogen. Selain itu, diperkirakan bahwa stimulasi antigenik dilepaskan oleh flora adalah penting untuk perkembangan sistem kekebalan tubuh normal.
Sebaliknya, flora normal juga dapat menimbulkan penyakit pada kondisi tertentu. Berbagai organisme ini tidak bisa tembus (non-invasive) karena hambatan-hambatan yang diperankan oleh lingkungan. Jika hambatan dari lingkungan dihilangkan dan masuk le dalam aliran darah atau jaringan, organisme ini mungkin menjadi patogen.
Streptococcus viridians, bakteri yang tersering ditemukan di saluran nafas atas, bila masuk ke aliran darah setelah ekstraksi gigi atau tonsilektomi dapat sampai ke katup jantung yang abnormal dan mengakibat kan subacute bacterial endocarditis. Bacteroides yang normal terdapat di kolon dapat menyebabkan peritonitis mengikuti suatu trauma Spesies Bacteroides merupakan flora tetap yang paling sering dijumpai di usus besar dan tidak membahayakan pada tempat tersebut. Tetapi jika masuk ke rongga peritoneum atau jaringan panggul bersama dengan bakteri lain akibat trauma, mereka menyebabkan supurasi dan bakterimia. Terdapat banyak contoh tetapi yang penting  adalah flora normal tidak berbahaya dan dapat bermanfaat bagi tubuh inang pada tempat yang seharusnya atau tidak ada kelainan yang menyertainya. Mereka dapat menimbulkan penyakit jika berada pada lokasi yang asing dalam jumlah banyak dan jika terdapat faktor-faktor predisposisi.
7.      INTERAKSI ANTARA FLORA NORMAL dengan INANGNYA
Pada kenyataannya, tidak banyak yang diketahui tentang sifat hubungan antara manusia dan flora normal mereka, tetapi mereka dianggap sebagai interaksi dinamis daripada saling asosiasi ketidak pedulian. Baik host dan bakteri berpikir untuk memperoleh manfaat dari satu sama lain, dan asosiasi, untuk sebagian besar, mutualistik. Flora normal berasal dari host mereka pasokan nutrisi, lingkungan yang stabil, perlindungan dan transportasi. Host memperoleh dari flora normal tertentu manfaat nutrisi dan pencernaan, stimulasi dari kegiatan pembangunan dan sistem imun, dan perlindungan melawan kolonisasi dan infeksi oleh mikroba patogen.
Sementara sebagian besar kegiatan manfaat flora normal tuan rumah mereka, sebagian dari flora normal adalah parasit (hidup di atas biaya tuan rumah mereka), dan beberapa bersifat patogen (mampu menghasilkan penyakit). Penyakit yang dihasilkan oleh flora normal di tuan rumah mereka dapat disebut penyakit endogen. Kebanyakan endogen bakteri penyakit infeksi oportunistik, yang berarti bahwa organisme harus diberi kesempatan khusus kelemahan atau membiarkan-down dalam pertahanan host untuk menginfeksi . Contoh dari infeksi oportunistik bronkitis kronis pada perokok dimana bakteri flora normal dapat menyerang paru-paru melemah.
Kadang-kadang hubungan antara anggota flora normal yang inangnya tidak dapat diuraikan. Seperti hubungan dimana tidak ada manfaat jelas atau membahayakan organisme baik selama hubungan mereka disebut sebagai hubungan teman semakan. Banyak flora normal yang tidak dominan dalam habitat mereka, walaupun selalu hadir dalam jumlah yang rendah, dianggap sebagai teman semakan bakteri. Namun, jika dugaan hubungan teman semakan mempelajari secara mendetail, parasit atau karakteristik mutualistic sering muncul.
8.      Virus Dalam Mikrobiologi Kesehatan
1.Virus yang merugikan
1)      Influenza
Penyebab influenza adalah virus golongan orthomyxovirus yang bebbentuk seperti bola. Virus influenza ditularkan lewat udara dan masuk ke tubuh manusia melalui alat pernapasan.
2)      Flu burung
Flu burung atau Avian Influenza adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus yang biasanya menjangkiti unggas dan ammalia. Penyebab penyakit ini termasuk influenza tipe A, Strain H5N1.
3)      Campak
Gambar: virus campak
Campak disebabkan oleh virus paramyxovirus. Gejala campak adalah demam tinggi, batuk, dan rasa nyeri di seluruh tubuh.masa inkubasinya sekitar 10 hingga 12 hari. Di awal masa inkubasi virus berlipat ganda di saluran pernapasan atas yang menyebabkan gejala batuk kering dan radang tenggorokan. Di akhir masa inkubasi, virus menuju darah dan beredar ke seluruh bagian tubuh, terutama kulit, sehingga terlihat bercak-bercak merah di kulit.
4)      Cacar Air dan Herpes Zoster
Cacar air dan herpes zoster disebabkan oleh virus yang sama, yaitu varicella zoster virus (VCV). Virus ini dapat langsung menyebabkan penyakit atau dapat menetap selama beberapa tahun, baru kemudian menimbulkan penyakit.
5)      Hepatitis
Hepatitis (pembegkakan hati) disebabkan oleh virus hepatitis. Beberapa virus hepatitis yang diekenali adalah virus hepatitis A, B, C, D, dan E. Gejala umumnya adalah demam, mual, dan muantah, serta perubahan warna kulit dan selaput lender terlihat kuning.
6)      Polio

Polio (poliomyelitis) disebabkan oleh virus polio. Serangan virus polio menyebabkan lumpuh jika virus menginfeksi selaput otak (meninges) dan sumsum tulang belakang.
1)      Papilonia
Disebabkan oleh salah satu virus yang diduga dapat menimbulkan tumor di kulit, alat kelamin, tenggorokan, dan saluran utama pernapasan. Infeksi terjadi melalui kontak langsung dan hubungan seksual dengan penderita.
2)      Gondong
Penyakit gondong disebabkan oleh golongan paramyxovirus. Virus ini hanya memiliki RNA. Paramyxovirus dapat tumbuh di jaringan otak, selaput otak, pancreas, testis, galndula parotid, dan kadang di hati.
3)      AIDS
AIDS (acquired immunodeficiency syndrome) adalah penularan sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV (human immunodeficiency virus).
4)      Ebola

Virus ebola ditemukan pada tahun 1976 di Sudan dan Zaire. Habitatnya di alam belum diketahui. Demikian pula prosesnya menjai epidemic. Virus ebola dapat hidup di atmosfer selama beberapa menit, kemudian aka mati oleh sinar ultraviolet. Virus ebola merusak jaringan dan sel tubuh dan menyebabkan kematian dalam jangka kurang dari dua minggu.
5)      Herpes Simpleks

Penyakit ini disebabkan oleh virus anggota famili Herpesviridae, yang menyerang kulit dan selaput lender. Virus herpes simpleks dapat menyerang bayi, anak-anak, dan orang dewasa.
6)      Rabies

Penyakit ini disebabkan oleh virus rabies. Rabies sebenarnya merupakan penyakit yang menyerang hewan, misalnya anjing, kucing, dan kelelawar penghisap darah. Hewan yang terkena rabies menunjukkan perilaku agresif atau kelumpuhan.
7)      SARS

SARS (severe acute respiratory syndrome) pertama kali muncul di Cina pada akhir tahun 2002. Di sepanjang tahun 2003 kasus SARS merebak diseluruh dunia dan menyebabkan sedikitnya 813 orang meninggal dunia. SARS disebabkan oleh coronavirus yang mengakibatkan penderita mengalami gejala seperti penderita pneumonia sehingga SARS disebut juga CVP (coronavirus pneumonia).
8)      Virus Dengue penyebab demam berdarah
Demam berdarah adalah infeksi penyakit tropis yang disebabkan oleh virus dengue . Gejalanya meliputi demam , sakit kepala , otot dan nyeri sendi , dan karakteristik ruam kulit yang mirip dengan campak . Dalam sebagian kecil kasus penyakit berkembang menjadi demam berdarah mengancam kehidupan hemoragik, mengakibatkan pendarahan , rendahnya tingkat trombosit darah dan kebocoran plasma darah, atau ke sindrom syok dengue, di mana tekanan darah sangat rendah terjadi.

2. Virus yang menguntungkan
            Namun demikian, tidak berarti bahwa virus hanya memiliki peran yang merugikan. Dengan kemajuan bioteknologi dan rekayasa genetika, ilmuan telah dapat memanfaatkan virus untuk tujuan yang menguntungkan manusia. Misalnya, untuk penghasil vaksin. Virus juga dapat dimanipulasi agar membawa gen untuk suatu sifat yang menguntungkan (misalnya gen yang menghasilkan antitoksin) (ibit, 2006206).
            1. Mempercantik warna dan corak bunga tulip 
Jenis-jenis tulip yang sudah dikenal sejak zaman dulu mempunyai motif garis-garis, "coretan kuas," atau "jilatan api" atau mempunyai warna lain pada bagian-bagian tertentu daun bunga, sedangkan jenis-jenis yang lebih baru mempunyai pola aneka warna pada daun bunga. Sentuhan warna lain pada warna dasar bunga tulip disebabkan perubahan pegmen di bagian atas dan bagian bawah bunga.

2. Membuat Antitoksin
Salah satu fase daur hidup virus adalah fase penggabungan. Pada fase ini, DNA virus menyambungkan diri ke DNA bakteri, sehingga di dalam DNA bakteri terkandung profag (DNA virus). Dengan kata lain, di dalam bakteri terkandung materi genetic virus. Ketika profag aktif dan DNA bakteri hancur ada yang terbawa DNA virus. Misalnya di dalam DNA virus terkandung DNA bakteri pertama. Apa bila virus ini menginfeksi bakteri kedua, dan kemudian mengikuti daur lisogenik, maka di dalam DNA bakteri kedua ini terkandung DNA virus dan DNA bakteri pertama.
3.pembuatan vaksin
Vaksin digunakan untuk mencegah serangan penyakit terhadap tubuh yang berasal dari mikroorganisme. Vaksin didapat dari virus dan bakteri yang telah dilemahkan atau racun yang diambil dari mikroorganisme tersebut.
Vaksin Hepatitis B dan malaria adalah contoh pembuatan vaksin melalui bioteknologi modern. Secara konvensional pelemahan kuman dilakukan dengan pemanasan atau pemberian bahan kimia. Dengan bioteknologi dilakukan fusi atau transplantasi gen.
Vaksin dimasukkan (dengan disuntikkan atau oral) ke dalam tubuh manusia agar sistem kekebalan tubuh manusia aktif melawan mikroorganisme tersebut. Vaksin telah membantu berjutajuta orang di dunia dalam pencegahan serangan penyakit yang serius.
1.      Bakteri Dalam Mikrobiologi Kesehatan
Bakteri juga dapat memberikan manfaat dibidang kesehatan. Antibiotik merupakan zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme dan mempunyai daya hambat terhadap kegiatan mikroorganisme lain dan senyawa ini banyak digunakan dalam menyembuhkan suatu penyakit. Beberapa bakteri yang menghasilkan antibiotik adalah:
Terlepas dari peranannya dalam menghasilkan antibiotik, banyak jenis bakteri yang justru bersifat patogen. Pada manusia, beberapa jenis bakteri yang sering kali menjadi agen penyebab penyakit adalah:
·         Salmonella enterica subspesies I serovar Typhi yang menyebabkan penyakit tifus,
·         Mycobacterium tuberculosis yang menyebabkan penyakit TBC,
·         dan Clostridium tetani yang menyebabkan penyakit tetanus.
·          Bakteri patogen juga dapat menyerang hewan ternak, seperti Brucella abortus yang menyebabkan brucellosis pada sapi dan
·         Bacillus anthracis yang menyebabkan antraks.
Pernah lihat iklan minuman kesehatan, susu, atau yoghurt yang menghubung-hubungkan pencernaan kita dengan bakteri bersahabat. Bakteri-bakteri baik itu adalah sahabat dan pelindung perut kita.
·         lactobacillus acidophilus dan bifidobacteria (bifidus). Sebenarnya bakteri baik ini jumlahnya paling banyak di usus kita dibanding bakteri lainnya.Jumlah yang berkurang, akan membuat keseimbangan tubuh terganggu. Karena terjadi pembusukan dan penimbulan toksin di kolon. Kita pun jadi rentan terhadap penyakit dan akan semakin sering mengalami gangguan fisik yang diakibatkan bakteri tak bersahabat.
·         Asidofilusdan bifidus sangat penting dijaga karena dapat meningkatkan metabolisme tubuh dan menjaga pencernaan kita agar selalu prima. Selain itu bakteri ini menghasilkan vitamin B esensial.
Fungsi paling sakti lainnya adalah kemampuannya menghambat pertumbuhan bakteri penyebab penyakit.
Manfaat bakteri bersahabat yang paling sentral untuk tubuh manusia :
v  Memulihkan dan mengatur usus dari kerja berat. Bakteri ini sangat baik bagi mereka yang mengalami sembelit dan sindrom iritasi usus. Bakteri ini juga mencegah dan mengobati diare yang ditimbulkan oleh antibiotik.
v  Sebagai eliminator racun. Bakteri ini menonaktifkan senyawa toksik seperti nitrat, yang dihasilkan mikroorganisme lain dan makanan.
v  Membantu pembentukan enzim laktase. Enzim ini berfungsi mencerna susu dan produk susu yang merupakan makanan tak bersahabat bagi perut. Banyak orang yang dapat mulai menoleransi produk susu dalam jumlah terbatas, jika mereka menambahkan bakteri bersahabat ke dalam diet mereka.
v  Pelindung sistem imun. Bakteri ini membantu merangsang pembentukan antibodi yang mencegah pertumbuhan kelebihan mikroorganisme berbahaya seperti kandida, H.pylori, E.coli, dan salmonela, yang dapat mengambil alih usus dan menimbulkan kekacauan dalam pencernaan kita.
v  Mencegah timbul atau kambuhnya infeksi saluran kemih dan vagina (terutama setelah mendapat antibiotik).
v  Meningkatkan perlindungan terhadap patogen, virus, dan bakteri (flu, masuk angin, keracunan makanan).
v  Memulihkan keseimbangan usus setelah pemberian antibiotik, obat, kemoterapi/radiasi, pemilihan makanan yang salah.
v  Mencegah pembentukan gas akibat proses pembusukan dan peragian.
v  Mengharumkan napas. Jika kolon Anda dipenuhi bakteri tak bersahabat, gas-gas yang dihasilkan oleh mereka dapat diserap ke dalam aliran darah dan dibawa ke paru-paru untuk dikeluarkan. Ubahlah keseimbangan bakteri usus Anda dan napas Anda akan menjadi lebih segar.
v  Memperindah dan menghaluskan kulit. Kulit kita bermasalah salah satunya juga karena manifestasi bakteri. Toksin yang terangkat ke kulit sumber penyebab jerawat, melasma, diskolorasi kulit, dan psoriasis. Dengan berjayanya bakteri bersahabat, kelainan-kelainan kulit ini akan mereda.

Hal yang harus dilakukan untuk memperbanyak bakteri baik dalam usus:
        Santaplah yoghurt murni yang mengandung bakteri bersahabat secara berkala. Dalam jangka waktu tertentu, Anda akan merasakan pencernaan lancar dan tubuh lebih bugar.
        Lahan pembiakan bakteri yang baik yang adalah kolon yang bersih. Kolon yang mengalami sembelit merupakan tempat berkembang biak bakteri tak bersabahat.
        Patuhi diet yang baik. Sarapan dengan menyertakan buah dalam menu, minuman berprotein, serelia padi-padian, roti, telur. Makan siang yang baik dengan menu salad buah dan sayuran, ayam, kalkun, tahu, tempe, beras merah, pasta, jagung, sup. Pilih teh herbal, jus sayuran segar, 8 gelas air putih sebagai minuman sehari-hari.
        Hindari pemakaian antibiotik yang berlebihan atau paling tidak tambahkan asidofilus dan bifius yang bisa diperoleh dari sumber nonsusu yang didinginkan.

2.      Jamur Dalam Mikrobiologi Kesehatan

1. peran menguntungkan
·         berperan dalam industri antibiotik, antibiotik ini dihasilkan oleh fungi Penicllium
notatum
2. peran merugikan
·         Fungi juga dapat berperan sebagai agen penyebab penyakit. Fungi pada umumnya lebih sering menyebabkanpenyakit pada tumbuhan dibanding pada hewan atau manusia
·         Fungi dapat menghasilkan racun, racun yang dihasilkan beberapa fungi seperti seperti Amanita phalloides, A. muscaria maupun Aspergillus flavus (menghasilkan aflatoksin), dapat sangat berbahaya bagi manusia karena dapat menyebabkan penyakit kronis seperti
kanker dan bahkan kematian

3.      Alga dalam mikrobiologi kesehatan
Dalam bidang kesehatan, protista fotosintetik telah dikenal memiliki berbagai khasiat dan digunakan dalam pembuatan berbagai obat-obatan. Misalnya :
Ø  Chlorella         : yang telah diketahui mengandung klorofil 2–3 persen dari beratnya, protein 55–60 persen, vitamin C, vitamin E, kalsium, kalium, dan magnesium serta berkhasiat meningkatkan daya tahan tubuh, menurunkan tekanan darah tinggi, memperbaiki pencernaan, mendorong pertumbuhan bakteri yang bermanfaat dalam usus, menanggulangi sembelit, mencegah sakit maag, dan mencegah tumor.
Ø  Porphyra tenerakijellum : yang bermanfaat untuk suplemen kesehatan,
Ø  Laminaria digitalis dan Macrocystis pyrifera             : sebagai penghasil iodium untuk mengobati penyakit gondok,
Ø  Laminaria sp. : sebagai bahan pembuatan pil, tablet antibiotik, dan salep,
Ø  Eucheuma spinosum, Gelidium, Gracillaria lichenoides, Agardhiella : sebagai obat pencahar (laksatif), dan
Ø  Dunaliella sp. : yang digunakan sebagai sumber beta-karoten yang bermanfaat untuk mencegah berbagai kanker termasuk kanker paru-paru.
Ø  Kombu yang berasal dari Laminaria japonica memiliki kandungan serat, zat besi, kalsium dan iodium yang cukup tinggi serta konon dapat menurunkan tekanan darah tinggi dan mencegah diabetes melitus.

4.      Protozoa Dalam Mikrobiologi Kesehatan
1. Peran yang menguntungkan
Protozoa yang hidup di air tawar dan air laut merupakan zooplankton yang menjadi salah satu sumber makanan bagi hewan air termasuk udang, ikan, kepiting yang secara ekonomis bermanfaat bagi manusia. Peran protozoa lainnya adalah dalam mengontrol jumlah bakteri di alam karena protozoa merupakan pemangsa bakteri.Foraminifera, kerangkanya yang telah kosong mengendap di dasar laut membentuk tanah globigerina, yang berguna sebagai petunjuk adanya minyak bumi. Radiolaria, kerangkanya jika mengendap di dasar laut menjadi tanah radiolaria yang dapat digunakan sebagai bahan penggosok.
2.Peran yang merugikan
Protozoa dapat ditemukan di mana-mana karena termasuk organisme kosmopolit. Oleh karena itu, beberapa jenis protozoa dapat mengancam kesehatan manusia karena dapat menyebabkan penyakit. Protozoa yang merugikan manusia sebagai penyebab penyakit antara lain:
        Toxoplasma gondii, penyebab toksoplasmosis;
        Plasmodium sp, penyebab penyakit malaria;
        Trypanosoma gambiense dan Trypanosoma rhodosiense, penyebab penyakit tidur;
        Leishmania sp, penyebab penyakit kalaazar;
        Trichomonas vaginalis, penyebab penyakit pada alat kelamin wanita;
        Entamoeba histolytica, penyebab penyakit disentri.





BAB III
KESIMPULAN
·         mikroorganisme dalam bidang kesehatan adalah dalam menghasilkan antibiotika. Bahan antibiotik dibuat dengan bantuan fungi, aktinomiset, dan bakteri lain.
·         Tubuh manusia tidaklah steril atau bebas dari mikroorganisme, begitu manusia dilahirkan ia langsung berhubungan dengan mikroorganisme. Mikroorganisme yang secara alamiah terdapat di tubuh manusia disebut flora normal atau mikrobiota.
·         Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kehadiran Flora Normal Pada Tubuh Manusia:
v  Nutrisi
v  kebersihan seseorang (berapa seringnya dibersihkan)
v  kondisi hidup
v  penerapan prinsip-prinsip kesehatan
·         Penyebaran dan terjadinya mikrobiota manusia:
·         Kulit
·         Hidung dan nasofaring
·         Mulut
·         Orofaring
·         Perut
·         Usus besar
·         Saluran kemih




DAFTAR PUSTAKA


Irianto,Koes. 2007. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jilid 2. Bandung:CV.Yrama Widya.
Fadhitya.2012.(online)http://wawasanfadhitya.blogspot.com/2012/04/virus-yang-merugikan-dan-berbahaya-bagi.html.(diakses hari jum’at tanggal 4 Mei 2012)
Kedaibio .2009.(online)http://kedaibio.blogspot.com/2009/11/peranan-virus.html. (diakses hari Jum’at tanggal 4 Mei 2012)
Iqbalali.2008.(Online).http://iqbalali.com/2008/02/18/peran-mikroorganisme-dlm-kehidupan/).(diakses hari jum’at tanggal 4 Mei 2012)
Krisno,Agus.2011.(Online).(http://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/01/10/patogenisitas-mikroorganisme/). (diakses hari sabtu tanggal 5 Mei 2012)